The Words
Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamiin, pertama sekali izinkanlah saya menyampaikan rasa syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT, atas segala limpahan nikmat iman, islam, ihsan, serta kesehatan, dan tentunya kehadiran keluarga, sahabat, dan rekan-rekan yang setia menemani di setiap fase kehidupan kami.
Selanjutnya, saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh hadirin pada agenda yang diniatkan insyaAllah untuk kebaikan. Terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya untuk mendampingi kami di siang hari ini. Semoga berkumpulnya kita di tempat ini menjadi kesempatan untuk kita semuanya saling bersilaturahmi dan beramah tamah melepas rindu.
Melalui kesempatan yang berbahagia ini, tanpa mengurangi rasa hormat kepada Bapak/Ibu orang tua dan sesepuh, izinkanlah saya memperkenalkan diri dan menyampaikan niat baik di hadapan Bapak/Ibu semuanya.
Bismillah, perkenalkan nama saya Lintang Purnomo Ajie, dilahirkan 25 tahun yang lalu, tepatnya di Tangerang, 7 Mei 1999, menjadi buah cinta pertama dan pelengkap nikmat pernikahan dari Ayahanda Estiko Purnomo, S.E. dan Ibunda Retno Kusumaningsih. Saya adalah kakak pertama dari adik yang cantik, Adinda Salsabila Purnomo Ajie dan adik yang ganteng, Ananda Bramantyo Purnomo Ajie.
InsyaAllah, kami bersama sanak saudara dari Serang, Malang, Surabaya, dan juga Kak Ana yang jauh-jauh dari Belitung, datang di waktu yang berbahagia ini dengan niat lillahita’ala untuk menyampaikan satu-dua permohonan juga pesan-pesan kepada keluarga besar di Sidoarjo.
Kepada Bapak dan Ibu yang sangat Mas Lintang hormati dan sayangi, juga kepada Mbak Salsabila dan Dik Bramantyo yang sangat Mas Lintang kasihi dan cintai, pada hari ini Mas Lintang ingin menyampaikan rasa syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT karena telah dihadiahkan keluarga yang selalu tulus dan ikhlas dalam mengayomi satu sama lain.
Selanjutnya, Mas Lintang izin menyampaikan terima kasih kepada Mbak Salsabila dan Dik Bramantyo yang telah menjadi adik-adik yang sangat baik, nurut, pinter-pinter, sholeh, dan sholehah, yang selalu supportif dan menemani di setiap fase hidup Mas Lintang. Mas Lintang mohon maaf kepada adik-adik karena belum bisa menjadi kakak yang bisa memberikan contoh baik, mengajarkan banyak hal, dan belum dapat menemani adik-adik di setiap momen penting.
Mas Lintang juga izin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Estiko Purnomo, yang sejak Mas kecil sampai detik ini tidak pernah berhenti bekerja keras, membanting tulang, mencari nafkah yang berkah bagi istri dan anak-anaknya. Terima kasih telah mendidik, menyayangi, mengasihi, ngelonin Mas Lintang, sampai akhirnya Mas bisa menjadi seperti sekarang ini.
Sebesar apapun rasa terima kasih dan bakti Mas Lintang kepada Bapak, tidak mungkin bisa membalas semua kebaikan yang telah Bapak berikan kepada Mas Lintang, maka tiada yang lebih baik yang bisa Mas lakukan selain melangitkan doa setulus-tulusnya kepada Allah SWT, semoga Bapak senantiasa diberikan kesehatan, keberkahan rezeki, dan juga iman islam untuk senantiasa istiqomah di jalan Allah SWT. Semoga Bapak dapat terus menjadi Bapak yang menjadi contoh bagi anak-anaknya tentang apa arti kerja keras dan keikhlasan berjuang kepada keluarga tercinta.
Tidak lupa tentunya, Mas Lintang izin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada Ibunda tercinta, Ibu Retno Kusumaningsih, yang telah melahirkan Mas Lintang, membesarkan dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Terima kasih banyak untuk seluruh perhatian, pendidikan, dan juga perlindungan yang Ibu berikan dari Mas lahir sampai tumbuh besar. Tiada cahaya kasih yang bersinar lebih terang dan abadi dibandingkan kasih Ibu, pun tiada sungai cinta yang mengalir lebih panjang dan deras dibandingkan cinta Ibu.
Mas Lintang selalu berdoa kepada Allah SWT, semoga Ibu senantiasa diberikan keberkahan, kesehatan, dan rezeki yang berlimpah, selalu istiqomah di jalan Allah SWT, semoga Ibu bisa senantiasa menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Kepada Ibu, Mas Lintang menyampaikan permohonan maaf sebesa-besarnya karena belum mampu membahagiakan Ibu sepenuhnya, bahkan lebih banyak menyakiti hati dan perasaan Ibu, seandainya waktu tiada terbatas, tempat tiada berbatas, ingin rasanya Mas Lintang berada di samping ibu, memeluk ibu, dan bersama-sama mendampingi Ibu.
Kepada keluarga tercinta, Ibu, Bapak, dan adik-adik, sanak saudara, dan seluruh rekan-rekan yang datang pada hari ini, saya, Lintang Purnomo Ajie, dengan penuh kesungguhan hati, pada hari ini, mohon izin menyampaikan niat baik untuk melamar perempuan pujaan hati yang cantik, baik hati, shalehah, gupuh, gemati, dan insyaAllah dapat menjadi pendamping hidup yang membawa kebaikan dunia dan akhirat.
Izinkanlah saya memohon restu kepada seluruh keluarga dan hadirin sekalian, untuk melamar bidadari cantik yang kini berada di hadapan kita semua, perempuan yang insyaAllah dapat menjadi penyempurna agama, penyejuk bagi hati, dan menjadi pelengkap di keluarga kita, dirinya adalah Dik Diah Ayu Laraswati.
Keluarga, sanak saudara, rekan kerabat, hadirin sekalian,
Seorang penulis yang dengan sengaja menyembunyikan namanya, pernah menuliskan tentang definisi cinta sejati, berikut saya bacakan potongannya:
Cinta sejati, adalah cinta yang mempertemukan takdir-takdir Yang Mahakuasa,
Seperti mendung yang mempertemukan hujan dan awan,
Atau embun pagi yang mengantarkan kabut malam kepada sinar matahari pagi,
Atau sebaliknya, senja yang menjemput hangatnya siang kepada lembut dinginnya malam,
Cinta sejati, mempertemukan takdir dua insan yang memang ditakdirkan bersama
Dia menyempurnakan dua hati mereka yang terpisah, untuk menjadi satu dan sempurna
Dan apabila cinta sudah mempertemukan, takdir sudah mempersatukan,
Bahkan kalau pun jarak memisahkan, waktu menceraiberaikan, entah bagaimana caranya,
Yang dipertemukan, akan bertemu, yang dipersatukan, oleh cinta sejati, tetap akan menjadi satu,
Fabiayyialaa’i rabbikumaa tukadzibaan.
Maka nikmat Tuhan mana kah yang kamu dustakan?
Barangkali, jikalau ada satu dua kata yang dapat menggambarkan pertemuan saya dengan Dik Ayu, perjalanan kami dari awal bertemu sampai saat ini, maka sepotongan tulisan tersebutlah yang kiranya mampu menyampaikannya dengan baik.
Sederhananya, qadarullah, kami dipertemukan oleh serangkaian cerita, seruntutan kisah penuh warna, dihinggapi oleh berbagai takdir-takdir baik, hingga akhirnya dapat saling menemukan dan memutuskan untuk menjalin cerita bersama, insyaAllah.
Atas takdir Allah, saya dan Dik Ayu pertama kali dipertemukan saat keduanya sedang mencari pelabuhan hidup terbaik pada 9 Januari 2024 melalui komunikasi di media sosial, setelah sebelumnya kami saling diperkenalkan oleh Mas Rizky (adik Dik Ayu, yang juga adalah teman asrama Mbak Salsabila (adik Lintang)).
Setelah berkomunikasi dan bertukar cerita selama beberapa waktu, maka diantara keduanya timbul saling ketertarikan hingga pada akhirnya kami memutuskan bertemu secara langsung dan bertegur sapa pada 29 Januari 2024.
Menyapa dan saling mengenal, bertegur dan melanjutkan cerita, timbullah perasaan cinta dari lubuk hati saya kepada perempuan cantik di hadapan saya ini, Diah Ayu Laraswati. Maka sebagaimana niat baik tiada baiknya ditunda, dan perasaan yang membuncah tidak seharusnya ditahan-tahan saja, pada 19 Mei 2024, setelah melewati beberapa kali shalat istikharah dan berdoa untuk meyakinkan niat, saya dengan kesungguhan hati menyatakan perasaannya pada Dik Ayu dan keseriusannya untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
Qadarullah, setelah melalui berbagai diskusi dan perbincangan untuk lebih saling meneguhkan hati, merancang rencana bersama, hingga menata kehidupan nantinya, Dik Ayu menyambut niat baik saya dan menerima ajakan untuk bertemu dengan keluarganya. Yang pada akhirnya, di tanggal 20 Agustus 2024, kami bertemu secara langsung dengan keluarga Dik Ayu, dimana saya menyampaikan keinginan untuk menjadikan Dik Ayu sebagai pasangan hidup di depan keluarga di Sidoarjo dan Banyuwangi.
Demikianlah kiranya sekelumit cerita perjalanan saya, yang mengantarkan pada titik ini, dimana saya akhirnya dapat bertemu dengan perempuan yang mampu melengkapi hati saya, menjadi penyempurna bagi kehidupan saya, dan semoga dapat menjadi teman hidup yang membersamai dalam keistiqomahan dunia dan akhirat, senantiasa di jalan Allah SWT.
Jika ada alasan yang melatarbelakangi keteguhan hati saya untuk memilih Dik Ayu, maka itu barangkali adalah: tentunya kecantikannya, kebaikan hatinya, kepeduliannya, kasih sayang dan perhatiannya kepada orang-orang di sekitarnya.
Namun, yang paling utama dari semua itu, kalau lah ada hal yang pada akhirnya mampu membuat saya yakin memilih Dik Ayu, memilihmu, perempuan di hadapanku, dan melamarmu di hari ini, adalah karena bersamamu, Dik, aku merasa yakin untuk bisa menjalani kehidupan ini, melewati tiap waktu dengan penuh kebahagiaan, pun akhirnya menghadapi badai kehidupan
InsyaAllah, denganmu aku merasa memiliki teman yang tiada pernah meninggalkan, memiliki pasangan yang senantiasa bantu menguatkan, dan berjalan bersama menuju jalan-jalan yang Allah ridhoi, wallahu a’lam bish shawwab.
Jika ada yang menjadi alasan saya berdiri disini, adalah karena pada dirimu, duhai Dik Diah Ayu, aku menemukan apa yang penulis sebelumnya sampaikan, bahwa:
Cinta sejati adalah cinta malam kepada bintang, lalu bulan, dan angin-angin malam
Tidak menuntut, tidak memaksa, hanya ingin bertemu dan terus selalu bersama
Cinta sejati adalah cinta matahari kepada bumi, lalu tanaman, dan gunung-gunung
Tidak peduli seberapa besar yang diterima, hanya ingin memberikan tanpa pernah berhitung dan memikirkan balasannya
Cinta sejati adalah cinta ombak laut kepada nelayan dan pelaut di atasnya,
Tidak pernah ragu membantu, menolong, mencari cara membawa bahtera menuju tujuan dan kebahagiaan di ujung perjalanannya
Cinta sejati adalah cinta Tuhan kepada hamba-Nya,
Maka, mudah-mudahan cinta-Nya senantiasa melimpah kepada kita semuanya,
Fabiayyialaa’i rabbikumaa tukadzibaan.
Maka nikmat Tuhan mana kah yang kamu dustakan?
Dan padamu, aku menemukan cinta sejatiku, Dik Ayu,
Maka, dengan mengucapkan bismillahirrahmaanirrahiim, disertai izin dan ridho Allah, diiringi oleh doa dan restu dari keluarga, sanak saudara, rekan kerabat, dan hadirin semua,
Izinkanlah aku, laki-laki yang tidak sempurna dan banyak keliru juga salahnya, Lintang Purnomo Ajie, dengan penuh tulus ikhlas dan kesungguhan hati, melamar dirimu, perempuan dambaan hatiku, Dik Diah Ayu Laraswati, untuk menjadi istriku, satu dan selamanya.
Kiranya, berkenan kah dirimu, menerima pinangan dariku, melengkapi kehidupanku, menemaniku, menjadi istriku, duhai Diah Ayu Laraswati?
Comments
Post a Comment