Posts

Titik Buta

Aku, padamu? Kamu, padaku? Pada yang lainnya? Bagaimana? Andai bicara tidak harus bicara Aku akan bicara, dalam diam Lalu awan mendung, hujan Petir, terang, senja, dan kita diam Kita, pada siapa? Angin bermelodi, berputar-putar Bunyinya: "I just haven't met you yet!"

Yang Bercerita, Menceritakan

Harus ada yang menceritakan Sebenar-benarnya, duduk perkara Ada komunikasi, diskusi Biar bisa sama-sama kembali Atau tenang saja pergi Yang bercerita, menceritakan Dalam diam, keruh solusi dalam kubangan

Repetisi

Tentang aku padamu Kamu padaku Terdiam, berulang Berulang, terdiam Ingin pergi, tidak mampu Bertahan, nir alibi Berepetisi, kontinu Tapi sampai kapan? Itu pertanyaannya, kan?

Bom.

Indonesia dibom Boom, boom, boom Lalu jadi trending topic Boom, boom, boom Hoax menyebar kemana-mana Boom, boom, boom Anjing menggonggong kafilah berlalu Boom, boom, boom Seribu akun YouTube membuat review tanah yang luluh lantah Hai gaes, aku masa bodoh dengan Indonesia Peduli apa? Oke, lebih baik daripada pura-pura peduli Boom, boom, boom Mudah-mudahan segera terjadi Sepertinya menarik!

Elegi Bumi Khatulistiwa

Image
Di lereng bukit yang kita pijak ini 'Tak pernah aku lihat satu-dua bulir padi Mereka terhampar, tersusun ratusan, ribuan Berjejer rapi, mengibaskan rambutnya bila terkena angin Menengadah, tertelungkup, bersenang---senang menghiburku Di pinggir pantai yang kita singgahi sore tadi Senja selalu bersembunyi dari hadapanku Yang terlihat adalah barisan-barisan semburat oranye Menghiasi ujung-ujung langit maghrib, menyampaikan salam perpisahan Berseret-seret menggoda mata dengan gradasi warnanya Di dalam hutan tempat kita berjalan saat liburan Tidak ada rimbun pepohonan pinus dan karet Mereka telah bercampur dengan ribuan paru-paru lainnya Dihembuskan nafas mereka bersamaan, menimbulkan kesejukan Menunjukkan hijau-hijau lembar keindahan, tenang, hikmat Di dasar laut yang kita selami dua bulan lalu Ikan-ikan kecil menjauhiku, malu lalu pergi, berenang cepat Hanya gurita, terumbu karang, dan ikan warna-warni sejauh mata memandang Menciptakan lukisan indah bak karya ...

Ngantuk

I. Kepala sudah menunduk, terkantuk-kantuk, tunduk, ngantuk Pikiran berkecamuk suntuk, sesekali batuk-batuk, semrawut, ngantuk, Sampai lupa memberi angguk. II. Amarah gubrak-gabruk tindak-tanduk grasak-grusuk sangka buruk seliweran kasak-kusuk Sekali sumbu emosi dipelatuk lidah kasar mematuk-matuk sumpah-serapah sradak-sruduk Semua karena ngantuk, atau lupa 'tuk berpatuh tunduk III. Ngantuk, intinya aku ngantuk, bodo amat sama dengan persetan, persetan sebab hati sudah teriak, 'tak karu-karuan modar-mandir tanpa tujuan komat-kamit tumpah ruah saling kutuk-kutukan persetan sama dengan sialan aku ngantuk, titik tok tok tok  *Epilog* Tuhan menatap, mengangguk-angguk, tertawa, murka, berorientasi dengan milyaran ironi, diam-diam mengutuk entah bosan, tapi beralasan selalu terjaga, tapi tidak mengantuk. Jtn, 26/03/2019 11.28 PM

Mengenai Rasa Rindu

Untuk kamu yang sedang jatuh rindu Merindukan kekasih halal, haram, bias Merindukan ibu, bapak, adik, kakak Merindukan kenangan lalu, sekarang, yang akan terjadi Merindukan keadilan, kesejahteraan rakyat, keadilan Apapun bentuk kejatuhan itu, bersyukurlah! Bersyukurlah karena masih diberikan kesempatan untuk merasakannya Seberapa besar pun rasa sakit itu, berbahagialah! Berbahagialah karena mampu menahannya, meresapi hikmah dibaliknya Duhai perindu, yang sedang jatuh dalam keinginan untuk pulang, melepaskan kerinduan, memeluk erat yang tersayang, berbahagialah, bersyukurlah, lalu bertahanlah. Berjuanglah, persembahkan yang terbaik untuk mereka yang dirindukan! Buktikan bahwa jatuh rindu tidak menjatuhkanmu Sesak lubangnya tidak mempersempit daya juangmu Pastikan percik rindu tak memadamkan api semangatmu Desir anginnya tak mengganggu jarak pandangmu Mereka, yang dirindukan, Tidak butuh kehadiranmu, Tapi butuh persembahan terbaik darimu!