Posts

Showing posts from April, 2019

Elegi Bumi Khatulistiwa

Image
Di lereng bukit yang kita pijak ini 'Tak pernah aku lihat satu-dua bulir padi Mereka terhampar, tersusun ratusan, ribuan Berjejer rapi, mengibaskan rambutnya bila terkena angin Menengadah, tertelungkup, bersenang---senang menghiburku Di pinggir pantai yang kita singgahi sore tadi Senja selalu bersembunyi dari hadapanku Yang terlihat adalah barisan-barisan semburat oranye Menghiasi ujung-ujung langit maghrib, menyampaikan salam perpisahan Berseret-seret menggoda mata dengan gradasi warnanya Di dalam hutan tempat kita berjalan saat liburan Tidak ada rimbun pepohonan pinus dan karet Mereka telah bercampur dengan ribuan paru-paru lainnya Dihembuskan nafas mereka bersamaan, menimbulkan kesejukan Menunjukkan hijau-hijau lembar keindahan, tenang, hikmat Di dasar laut yang kita selami dua bulan lalu Ikan-ikan kecil menjauhiku, malu lalu pergi, berenang cepat Hanya gurita, terumbu karang, dan ikan warna-warni sejauh mata memandang Menciptakan lukisan indah bak karya

Ngantuk

I. Kepala sudah menunduk, terkantuk-kantuk, tunduk, ngantuk Pikiran berkecamuk suntuk, sesekali batuk-batuk, semrawut, ngantuk, Sampai lupa memberi angguk. II. Amarah gubrak-gabruk tindak-tanduk grasak-grusuk sangka buruk seliweran kasak-kusuk Sekali sumbu emosi dipelatuk lidah kasar mematuk-matuk sumpah-serapah sradak-sruduk Semua karena ngantuk, atau lupa 'tuk berpatuh tunduk III. Ngantuk, intinya aku ngantuk, bodo amat sama dengan persetan, persetan sebab hati sudah teriak, 'tak karu-karuan modar-mandir tanpa tujuan komat-kamit tumpah ruah saling kutuk-kutukan persetan sama dengan sialan aku ngantuk, titik tok tok tok  *Epilog* Tuhan menatap, mengangguk-angguk, tertawa, murka, berorientasi dengan milyaran ironi, diam-diam mengutuk entah bosan, tapi beralasan selalu terjaga, tapi tidak mengantuk. Jtn, 26/03/2019 11.28 PM

Mengenai Rasa Rindu

Untuk kamu yang sedang jatuh rindu Merindukan kekasih halal, haram, bias Merindukan ibu, bapak, adik, kakak Merindukan kenangan lalu, sekarang, yang akan terjadi Merindukan keadilan, kesejahteraan rakyat, keadilan Apapun bentuk kejatuhan itu, bersyukurlah! Bersyukurlah karena masih diberikan kesempatan untuk merasakannya Seberapa besar pun rasa sakit itu, berbahagialah! Berbahagialah karena mampu menahannya, meresapi hikmah dibaliknya Duhai perindu, yang sedang jatuh dalam keinginan untuk pulang, melepaskan kerinduan, memeluk erat yang tersayang, berbahagialah, bersyukurlah, lalu bertahanlah. Berjuanglah, persembahkan yang terbaik untuk mereka yang dirindukan! Buktikan bahwa jatuh rindu tidak menjatuhkanmu Sesak lubangnya tidak mempersempit daya juangmu Pastikan percik rindu tak memadamkan api semangatmu Desir anginnya tak mengganggu jarak pandangmu Mereka, yang dirindukan, Tidak butuh kehadiranmu, Tapi butuh persembahan terbaik darimu!

Menghilang

Dipsy tidak takut kehilangan Dia telah kehilangan banyak hal Kehilangan sendal, pas sholat jumat Kehilangan celana dalam, kurang satu setelah dilaundry Kehilangan pacar, direbut teman satu jurusan pas ospek jurusan Poe juga sama, kehilangan banyak hal Kehilangan pulpen, dipinjam gapernah balik lagi Kehilangan buku paket, ketinggalan di perpustakaan Kehilangan pacar, diambil Dipsy pasca ospek jurusan Tapi Poe yakin yang hilang akan diganti Tinky Winky lebih parah lagi, Kehilangan hampir segalanya Kopernya tertinggal di kereta Solo-Bandung Tapi Tinky Winky segera mencari yang baru, tidak menyesal apalagi mengutuk-ngutuk Tinky Winky terlalu pandai untuk terlihat bodoh Dompetnya dicopet di Terminal Leuwipanjang Separuh hatinya dicuri Poe yang kalut karena pacarnya diambil Dipsy Semua orang pernah, sedang, dan akan kehilangan Hal-hal berseliweran datang dan pergi Seperti celana dalam Dipsy, Mungkin keberanianmu tertukar dengan Lala si gadis manja Kamu jadi pengecut dan