Posts

Showing posts from April, 2021

Sketsa 1: Konser

Suatu sore, matahari malu-malu dan mendung cenderung mengambil alih peran pengendali langit. Macet dimana-mana karena di kota ini memang sudah seharusnya jalanan selalu begitu. Dia terduduk di bangku ke delapan dari depan, berbaju rapi dan rambut klimis, wangi, dan gugup. Dipegangnya selebaran tiket konser yang sudah diperhitungkan dengan baik kapan mulai dan berakhirnya, dan dia semakin tidak tahu pasti akan seperti apa.  Dia suka musik, tapi keramaian bukanlah sahabat buatnya. Namun, kehadiran yang satu itu jelas mengikat minatnya pada konser secara serta merta. Ah, jika diputar lagi waktu secara terbalik, konyol sekali dia ketika menyetujui tawaran untuk menghadiri konesr itu. Di waktu sibuk, sore hari, dan kegilaan lalu lintas diterjangnya secara senyum-senyum sendiri sepanjang jalan. Lampu merah menjadi hijau dan rambu lalu lintas baginya tidak berarti apa-apa kecuali ingin segera sampai. Dua jam, dia tiba di gedung itu, baru pertama kali ke sana dan tidak ada rencana untuk ke san

Tentang Berpuisi, Tentang Cinta, dan Berpuisi Tentang Cinta

Kamu melarangku untuk berpuisi tentangnya Katamu: membuang-buang waktu, mendistraksi, merusak Jelasmu: belum waktunya, bukan saatnya, nanti saja Aku?  Seperti biasanya, percaya! Seribu persen melaksanakan amanah, Aku berhenti, keluar, stop, menjauh dari menulis demikian Puisi-puisi kugubah, yang sudah ada kuhapus, yang sudah di kepala dibuang jauh Lalu, kau tahu apa? Ternyata itu semua memang baik, Aku senang, kamu senang, beberapa saat Aku bersyukur, berterimakasih lah kita satu sama lain Tidak apa-apa kecuali apa-apa yang baik Sampai suatu hari, Kamu jatuh cinta, Kamu membuang-buang waktu, Kamu terdistraksi, Kamu... Kamu... Kamu menerima fitrahmu sebagai manusia, dan itu sebenar-benarnya benar, semoga... Tapi, ada baiknya kusampaikan saja Karenanya, karena perusakan yang dibuat cinta padamu, Aku tidak percaya lagi sama kamu,  Ya, kamu dan seluruh jenismu Manusia dan anak cucunya!

Aku, Berhenti untuk Percaya Manusia, dan Fitrah Kita Semua

Aku, mulai sekarang, harusnya sejak lama sekali Aku, berhenti berharap pada manusia Aku, berhenti percaya, mendengarkan, lebih-lebih mengiyakan Kini, aku jauhi kata pesan, berpesan, memberi, menerima, semua dibuang jauh-jauh Sebab apa? Sebabnya manusia memang sudah sepantasnya tidak untuk diharapkan, dipercaya, dan lain-lain!

Doa-Doa Yang Tidak Terkabul

Aku berdoa mendapat yang cantik Tapi yang cantik sudah dengan yang ganteng Doaku tidak terkabul Aku berharap meraih si baik Tapi yang baik sudah dengan yang lebih baik Doaku tertolak lagi Aku berekspektasi untuk si kaya Tapi orang kaya selalu mencari yang lebih, lebih, terus Doaku tidak sampai, atau ekspektasiku berlebih? Aku berdoa mendapat anak kedinasan Tapi anak kedinasan, dekatnya ya sama anak angkatan Ingin dapat calon dokter, tapi sudah dengan dokter-kakak tingkatnya Yang lebih muda, inginnya sepantaran, atau jauh lebih tua Memang sebaiknya aku ini tidak berekspektasi Jangan beresolusi, lebih baik diam dan tidak berdoa Berharap-harap juga sebaiknya dijauhi, utamakan pesimis Kuatkan jiwa realistis, lalu menjalani hidup sebagaimana mestinya Atau sebaliknya? Aku yang salah berdoa, aku yang tidak percaya pada-Nya Aku yang terlalu mengejar padahal memang belum waktunya Memang, sabar itu mutiara Dan sudah pasti,  Berdoa untuk mendapatkan bimbingan dari-Nya, adalah sebaik-baik doa Apal

Jalan Setan

Jalan Setan Jangan ikuti jalan setan Karena remangnya membuatmu tenggelam Dan terangnya menghilangkan kesadaran Kutipan Tere Liye Katanya, Dikatakan atau tidak dikatakan Itu tetap cinta Maka aku memilih diam Normal Baru Hidup ini ditengarai akan mencapai normal baru Namun bumi berputar tetap pada porosnya Siang dan malam tidak bertukar waktu Kesimpulannya, jangan melangkahi Yang Mahatahu Terlebih, sebaiknya tidak perlu merasa paling tahu Lebih Adalah Kurang Semakin merasa lebih, maka semakin berkurang Semakin merasa kurang, maka semakin berlebih Dan manusia, kurang lebih Kadang lebih, kerap kurang, berputar dan terperdaya di sana Berburu Ada yang berburu harta Lainnya berburu tahta Pria berburu wanita Wanita berburu pria Semuanya berburu,  Lupa kalau mereka diburu Oleh diri mereka sendiri Sekarang, tinggal menunggu Siapa yang mati duluan? Dirimu, atau dirimu? Novel Misteri Hidup ini penuh misteri Dan untuk memecahkannya, ada dua cara Pertama, berhenti hidup Kedua, menjadi penulis novel