Tentang Awal-Akhir

Bertemu

Kapan kita dapat bertemu?

Berbicara, panjang dan lebar

Memutuskan akhir, menciptakan awal

Supaya bila bersama, kita dapat berjalan bersama

Supaya bila tidak bersama, kita dapat tidak berjalan bersama


Mendebat Takdir

Dia mendebat takdir Tuhan,

Menyalah-nyalahkan bumi dan isinya,

Mengutuk teman sejawat yang lebih hebat,

Membanding-bandingkan diri dengan yang lain,

Supaya luntur keyakinannya, pupus harapannya, dan mati


Persimpangan

Kita pertama bertemu di persimpangan

Hujan-hujan, mendung, berlarian di persimpangan


Berpapas-papasan berkali-kali di persimpangan 

Bertatap-tatap malu di persimpangan


Berdiam-diam diri saja di persimpangan

Menyia-nyiakan setiap kesempatan di persimpangan


Akhirnya kita berpisah di persimpangan

Memulai awal baru masing-masing di persimpangan


Oh, persimpangan, penuh kenangan, 

Awalku, awalmu, akhirku, akhirmu, di persimpangan


Pada Awal, Pada Akhir

Pada awalnya, mendung turun dan gelap

Pada akhirnya, turun hujan, rintik atau deras

                         Pada awalnya, turun hujan, rintik lalu deras atau salah satu saja

                         Pada akhirnya, hujan reda, atau banjir dahulu baru reda

                                                  Pada awalnya, hujan reda atau banjir surut

                                                  Pada akhirnya, matahari atau bulan bersinar

                        Pada awalnya, matahari atau bulan bersinar

                        Pada akhirnya, mendung dan gelap kembali hadir

Pada awalnya, mendung turun dan gelap

Pada akhirnya, turun hujan, rintik atau deras

                                                 

Pada awalnya, aku melihatmu dan tiba-tiba bahagia

Pada akhirnya, kamu terngiang-ngiang di kepalaku

                         Pada awalnya, kamu nemplok di kepalaku, atau hatiku

                         Pada akhirnya, aku jatuh cinta, diperbudak olehnya

                                                  Pada awalnya, aku diperbudak oleh cinta padamu

                                                  Pada akhirnya, aku melupakanmu, kamu dibuang jauh-jauh

                        Pada awalnya, aku melupakanmu, benci sekali padamu

                        Pada akhirnya, aku berpapas jalan denganmu dan bahagia entah kenapa

Pada awalnya, aku bahagia sekali tiap melihatmu

Pada akhirnya, kamu lagi, kamu lagi, kamu lagi, hinggap di jendela hatiku


    Seperti hujan, seperti aku padamu, 

            Seperti itulah awal-akhir,


                                                        Setiap awal mencapai akhir, dan akhir akan mencapai awal

                                            Ceritanya, seolah-olah panjang, tapi nyatanya disitu-situ saja dia berputar


Awal, akhir, 

                    awal, akhir, 

                                        awal, akhir,     

                    awal, akhir, 

dan seterusnya.


Mempercepat Waktu

Berusaha sekeras apa pun, 

Setelah jam sepuluh malam, pasti jam sebelas malam

Mana mungkin sekonyong-konyong jam enam pagi muncul


Tidak, tidak mungkin, karena ayam masih enggan berkokok, dan matahari belum bangun pagi

Tidak, tidak mungkin, karena Tuhan masih ingin kamu berbuat, yang terbaik, sebisa-bisanya kamu

Setiap detik dalam rentang itu kamu isi dengan kesungguhan dalam ketaatan, alih-alih mengutuk diri ingin segera melihat akhirnya terus-terusan padahal belum tentu akhirnya baik


فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا وَاَنْفِقُوْا خَيْرًا لِّاَنْفُسِكُمْۗ

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. (QS. 64:16)


Supaya ketika jam enam pagi tiba, kebaikan bisa Dia hadiahkan padamu, 

Sebagai balasan kesabaranmu dan kuatnya kamu dengannya, menunggu dari jam sepuluh malam sampai enam pagi, 

Sebagai reward karena kamu mengisi waktu itu dengan berbuat yang terbaik sebisa-bisanya kamu,


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ

Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (QS. 3:200)


Tidak akan awal tiba lebih cepat, dan mustahil akhir datang terlambat

Seperti itulah manusia diikat dalam tali-tali waktu, sampai tiba mautnya

Yang terpenting, buat mereka, adalah mengisi rentang antara masa itu dengan kebaikan

Dan berharap-harap cemas, bagaimana akhir mereka, dan seperti apa awal keabadian setelahnya


وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (QS. 7:34)


Epilog: Dialog Imam Al-Ghazali dan Muridnya

Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?

Orang tua, guru, teman, dan kerabatnya

Semua benar, namun yang paling dekat adalah kematian


Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?

Negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang

Semua benar, namun yang paling jauh adalah masa lalu


Apa yang paling besar di dunia ini?

Gunung, bumi, dan matahari

Semua benar, namun yang paling besar adalah hawa nafsu


Apa yang paling berat di dunia ini?

Baja, besi, dan gajah

Semua benar, namun yang paling berat adalah mengemban amanah


Apa yang paling ringan di dunia ini?

Kapas, angin, debu, daun-daun

Semua benar, namun yang paling ringan adalah meninggalkan shalat


Apa yang paling tajam di dunia ini?

Pedang!

Benar, namun yang paling tajam adalah lidah manusia

Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

[[let's talk about love, once again]]