[Juwita: Bagian 1]
Part 1. Seperti bagaimana matahari terbit tanpa meminta izin kepada malam, menghadirkan begitu saja semburat fajar jingga kemerahan. Atau begitu juga dengan gagah perkasanya awan-awan mendung menutupi cerahnya langit, menghadirkan abu-abu menyelimuti biru-biru. Kemudian bulan dan bintang tidak ditiup angin atau pun ditarik paksa oleh gelap malam, datang penuh sukarela menerangi hitam-hitam langit. Menghadirkan cahaya lembut memanjakan, meneduhkan, menemani istirahat bumi dan seluruh isinya yang kelelahan. Atau mengenai siang hari matahari tinggi-tinggi di langit, menumbuhkan bunga-bunga mempesona, meniupkan hawa panas meskipun tidak ada yang memintanya, tanpa adanya sebuah penghargaan akan betapa kuasanya menggerakkan kehidupan di tanah dan air-air. Part 2. Adalah kamu barangkali dihadirkan oleh mentari pagi, bersama merdu bunyi-bunyian burung gereja, daun-daun yang mulai berfotosintesis dan menelurkan embun-embun basah, segar udara di awal-awal hari, gelisah dan resah menunggu hilang