Nada-Nada Cinta: Sekumpulan Sajak
I. Sajak Ingin Aku Tanyakan Padamu
Ini adalah sebenar-benarnya, sejujur-jujurnya
Ini sudah di ujung jari, di ujung lidah, di ujung seluruh ujung ragaku
Ingin betul rasanya aku paksakan, beranikan diri untuk bertanya:
"Apakah kamu masih sendiri?"
"Jika tidak, dengan siapa kamu saat ini?"
"Sudah sejauh mana hubunganmu?"
"Apakah masih ada ruang untukku?"
"Mungkinkah aku menyatakan rasa kepadamu?"
"Akankah hadir balasan yang sama dari kamu?"
Setiapnya telah matang dipikirkan, tinggal disampaikan
Bisa aku tanyakan itu padamu, atau temanmu, teman dekatmu yang aku kenal
Ah, banyak sekali alternatif...
Tapi kenapa aku tidak mampu menanyakan itu semua?
Mungkinkah sejatinya aku takut pada jawabannya,
Atau, aku sudah tahu jawabannya dan tidak ingin menanyakannya,
Atau, atau, atau, atau, atau, banyak sekali pula alasanku ini!
II. Nada-Nada Cinta
Nada-nada itu kadang bersenandung damai
Lain hari bergemuruh berisik menggangguku
Melodinya merdu jika sedang membayang-bayangkanmu,
Berubah kacau saat kamu membakar cemburu di hatiku,
Indah betul nyanyian cinta,
Membolak-balikkan hati, menggeser-geser tangan dan kaki,
Memainkan bibir, menggigit-gigit kuku, gugup dan salah tingkah
Mahabesar Dia yang telah menciptakan cinta di antara umat-Nya
Semoga dalam cinta-cinta hadir kebaikan untuk kita,
Dan dijauhkan-Nya kita dari cinta yang mengusik dan merusak jiwa,
Dari godaan nafsu yang memabukkan dan menggelisahkan
Semoga demikian, aku mohon padamu, Tuhan!
Tunjukkan padaku nada-nada cinta, melodinya, syahdunya,
Di waktu yang tepat, dengan orang yang tepat
Dan yang utama, melalui jalan yang tepat dan Engkau ridhoi
Mahabesar Engkau, pemilik setiap hati dan jiwa
III. Inginku Berdua Selalu Dekatmu
Betul, banyak betul inginku denganmu
Mulai dari yang kecil-kecil dan remah-remah
Seperti menanyakan kabarmu, atau adikmu, atau kucingmu, atau kucingmu yang satu lagi
Sampai masa depanmu, pekerjaanmu, preferensi orang tuamu,
Semua tentangmu aku ingin tahu
Betul, banyak betul inginku denganmu
Ingin sekali memandangmu lama-lama, kamu cantik sekali soalnya, hahaha
Mendengarkan lagu Kahitna, berjalan-jalan di akhir pekan
Mendendangkan senandung nostalgia, Backstreet Boy, Westlife,
Atau berteriak-teriak mengejar nada tinggi "I Don't Want To Miss A Thing"
Betul, banyak betul inginku denganmu
Dan betul, banyak betul keburukan dalam inginku itu
Dan betul, banyak betul tipu daya palsu dalam inginku itu
Dan betul, seharusnya aku meninggalkan inginku itu
Dan betul, itu sulit betul, Kau tahu?!
IV. Serenade
Biarkan aku petik gitar,
Aku nyanyikan lagu-lagu kesukaanmu,
Meskipun mengenangmu membingungkanku,
Membawaku pada patahan-patahan plot twist tak berujung,
Aku akan tetap bernyanyi untukmu, yang lebih dari sekedar cantik!
V. Pada Akhirnya
Sejauh apa pun aku menempuh jalan, atau berenang, terbang; yang tidak menjadi milikku, akan tetap bukan milikku, pasti!
Dan sedekat apa pun aku berdiam, tak bergerak, begini saja; yang menjadi milikku, akan hadir menghampiriku, itu pun pasti!
Maka, biarlah Dia Yang Maha Memiliki, memilihkan miliknya untukku,
Yang penting buatku, adalah untuk tetap berada di jalan Sang Pemilik; berrharap dengan penuh ketundukkan dan ikhlas, dalam takut dan was-was; dan berdoa, agar Dia memberikan milik-Nya yang terbaik, kepada hamba-Nya yang terburuk.
Comments
Post a Comment