Radiasi Sinar Gamma
Usik
Sik, asik, usik-usik, asik
Lu asik, gua santai
Lu usik, gua bantai
Asik-asik, anjay
Bebas
Burung-burung terbang bebas,
Manusia, pria dan wanita, do seks bebas
Ronaldo mengambil tendangan bebas
Sebebas-bebasnya kalian sajalah!
Bebas, bebas, aku bebas, kawan-kawan, bebas!
Tenggelam
Redup lampu, awan yang kelabu
Pikiranku, hatiku, rinduku, jadi satu
Tenggelam aku dalam kamar pilu-pilu
Bersama mimpi-mimpi, musim salju-salju
Kemarau, biru, hijau, waktu-waktu yang berlalu
One, two, three, four, five, and now I'm twenty two
Sajak Telekomunikasi
Media sosial menghubungkan kita, mensatukan yang dua, mesk lebih sering menduakan yang satu
Karena tanpa mereka, di ruang nyata, kita malu bersapa, di aslinya, dia biasa bisu diam-diam saja
Yang tadinya panjang-panjang kata, jadi enggan bertegur tertawa, awkward aslinya, yang tadinya wkwkwk
Kita terbuka di dunia maya, berlindung di balik layar cerah memanjakan mata, di dunia nyata, kita tidak bisa berlindung lagi, lelah tampil apa adanya
Halo-halo, Bandung? Ya. Ibu kota priangan? Ya. Sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau! Ya!
Handphone, Twitter, Instagram, WhatsApp menyelamatkan kita
Dari kemungkinan bercerita apa adanya, menemukan fakta, mengeratkan keluarga
Sudahlah memang begitu, mungkin baiknya memang begini, begini begitu, Xiaomi, iPhone, Realme
Segala-galanya karena telekomunikasi, telek artinya tahi, komunikasi artinya cara saling menghubungi
Definisi asal ambil saja, terserah aku lah ini kan puisi aku yang buat, mau tahi, mau berak, terserah aku!
Telekomunikasi, berhubungan dengan cara-cara tahi, tidak jauh dari berak,
Pantas banyak yang berkomunikasi di kamar mandi, sembunyi-sembunyi
Karena sebenarnya mereka sedang berak, kadang lancar, lain waktu macet, mencret, diare
Memberakkan kepalsuan, mengeluarkan tahi dusta dan kebohongan,
Bertelek, berkomunikasi, bertelekomunikasi, makanan sehari-hari, makan tahi, mengeluarkan berak
Radiasi Sinar Gamma
Alfa, beta, gamma, entah apa,
Negeri ini terserang radiasi sinar-sinar,
Disusupi pendaran lampu-lampu silau sekali,
Menutupi budi pekerti, keramahannya perlahan mati
Delta, omega, epsilon
Semburan kejahatan apa ini, senjata macam apa yang menyerang?!
Hancur semuanya jadinya, hancur semuanya!
Kesopanan dan norma-norma, yang menyejukkan jadi panas membakar
Waduh, waduh, waduh, sinar apa ini, menghancurkan ibu pertiwi
Sampai-sampai kini ibu bersedih hati, menyanyi lagi, sayup dalam hati:
"Kulihat ibu pertiwi, sedang bersusah hati, air matanya berlinang, mas intannya terkenang"
"Kulihat ibu pertiwi, sedang bersusah hati, air matanya berlinang, mas intannya terkenang"
Kasihan ibu pertiwi, mati oleh sinar-sinar alfa, beta, gamma, delta, epsilon
Yang semuanya disebut: intelektualitas nirmoral, pura-pura pintar, tapi nyatanya goblok tak bermoral!
Digawangi pemuda-pemuda, yang nyata-nyata dikangkangi kepalanya, dihisap habis hatinya, oleh musilhat-muslikat budaya, tren, sikap-sikap, yang apa?
Ya yang goblok, dan tidak bermoral, lah! Dasar pemuda goblok!
Comments
Post a Comment