Dialog

1. Bila

Bila suatu saat cerita ini berakhir,
Dan kau berkata padaku:
"Aku pergi dulu, tanpaku, kamu gapapa kan?"
Sambil menatapku, tersenyum tipis-tipis bidadari

Maka aku akan berkata, tegas-tegas:
"Gak, aku gak gapapa, aku papa, papa sekali"
Di dalam hati, kepada kodok yang melintas,
Di becekan jalan berlubang tempat kita berpisah.

2. Mewarnai Pelangi

Kau bertanya padaku:
"Apakah mungkin kita melukis awan?"
"Bisakah kita mencorat-coret langit?"
"Atau mengatur bentuk tetes hujan?"

Aku jawab dengan jujur:
"Kita bisa melukis awan, mencorat-coret langit"
"Mudah pula mengatur bentuk tetes hujan"
"Bahkan, kita bisa mewarnai pelangi jika kau ingin!"

Kau bingung:
"Bagaimana mewarnai pelangi, dia sudah berwarna!"

Aku jawab:
"Kita ganti saja warnanya, sesuka kita, bisa kok!"

Aku dan kau terdiam, tertawa kecil, 
Sembunyi-sembunyi di kamar kita, sendiri-sendiri,

Bercorak otak bergaris-garis khayal,
Bergolak hati dalam angan dan awang-awang,
Kasmaran, kasmaran, terlebih-lebih sekali

3. Tebak!

"Siapa yang termanis?" 
"Kamu!"
"Kalau yang terasin?"
"Kamu!"
"Hah, kalau yang terasam, siapa?"
"Kamu!"
"Nah, sekarang, yang terpahit?"
"Kamu!"
"Kok aku terus, sih?!"
"Jadi aku ini manis, asin, asam, atau pahit?!"
"Kamu!"
"Kamu, kamu, kamu terus!!!"
"Emang kenapa kalo kamu terus?"
"Akunya jadi salting, tau!!!"
"Kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, kamuuu!!!"
"Aku maunya kamu, yang paling manis, asin, asam, pahit, semuanya aku maunya kamu!!!"
"Akuuuu jugaaaa mauunyyaaa kammuuuu!!!!"




Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

[[let's talk about love, once again]]