Perempuan Hujan: Bagian 1

 PEREMPUAN HUJAN: BAGIAN 1

0. Perempuan Hujan (Karya "The Rain")

Perempuan hujanku lagu ini untukmu

Lewat cara indahmu kau menyelamatkan aku

Bila hujan menyapa hangat hati terasa

Di rinai dan derasnya ada senyummu di sana

Jika nanti aku pergi dengarlah bait janji ini

Dan biarlah musim berganti kau tersimpan di hati


Bila hujan menyapa hangat hati terasa

Di rinai dan derasnya ada senyummu di sana


Jika nanti aku pergi dengarlah bait janji ini

Dan biarlah musim berganti kau tersimpan di

Kau tersimpan di uh kau tersimpan di hati


Perempuan hujanku lagu ini untukmu


I. Menemukanmu

Aku menemukanmu begitu saja,

di tengah rindangnya pepohonan,

ketika langit mulai abu-abu kehitaman,

dan dari sana turun rintik-rintik hujan,

seperti itu, dan aku masih ingat betul rasanya

menemukanmu.


II. Kehilanganmu

Aku pernah menemukanmu,

lalu kemudian kamu pergi meninggalkan,


Dan aku berkali-kali menunggumu,

untuk selanjutnya yang ditunggu tiada pernah datang,


Juga aku beberapa kali kehilanganmu,

berharap-harap kamu kembali dan tidak terjadi,


Pun aku sempat mendapatkan seluruhmu,

dari atas turun ke bawah, luar masuk ke dalam, keseluruhan


Dan pada akhirnya, semuanya seperti itu saja

sebatas sekumpulan yang datang, pergi, 

dan mungkin datang dan pergi lagi


Mengetahui semua itu,

aku tidak apa-apa jika salah satu dari mereka, 

harus aku alami lagi, atau semuanya bertubi-tubi pun boleh saja


Sebab aku pernah melaluinya,

dan aku tidak keberatan untuk melaluinya lagi,

selama itu perihal kamu.


III. Ruang dan Waktu

Ada sejengkal ruang yang sengaja diciptakan

bersama di dalamnya adalah waktu-waktu yang direnggangkan

supaya tidak begitu sempit ruang untuk ditinggali

dan terlalu pendek masa-masa untuk dinikmati

apakah semuanya akan berarti, entah kini, nanti?

atau semuanya hanya sia-sia saja?


IV. Badai-Badai di Tengah Laut

Badai di tengah laut, petir menyambar-menyambar!

perahu kecil itu goyah, digoyang habis-habisan!

yang di dalamnya gentar, khawatir dan berhuru-hara tak karuan!

semuanya kacau balau, tidak ada ketenangan, diterpa angin besar!

hancurlah, hancur semuanya, diganyang badai-badai di tengah laut!


V. Perempuan Hujan I

Seperti air,

lalu debu-debu,

angin sepoi-sepoi,

tanah yang lembab,

apapun itu, yang mengesankan

sepeti itu, adalah kamu.


VI. Perempuan Hujan II

Ada keraguan yang menggunung,

kegelisahan yang memuncak,

ombak ketidakpastian bergulung-gulung,

mengguncangkan tubuhku,

dan membungkam mulutku,

semuanya yang mengkhawatirkan, menghampiriku

ketika aku pertama bertemu denganmu.


VII. Perempuan Hujan III

Hampir saja aku melewatkanmu,

dan melewatkanmu lagi,

untuk kemudian melewatkanmu lagi,

karena bagianku memang yang hanya lewat-lewat saja,

jadi aku sudah berperan dengan baik sejauh ini, kan?


VIII. Seribu Kali 

Meskipun aku mengatakannya seribu kali,

aku harus mengulang untuk yang seribu satu,

dan seribu dua, seribu tiga, seribu empat, seribu lima,

kemudian sampai tidak terhingga banyaknya,

itu jika memang harus dikatakan,

belum menghitung yang wajib dilakukan,

kemudian yang perlu dibuktikan,

merepotkan sekali kalau semuanya harus begitu,

diperhitungkan, dijumlah-jumlahkan, dikurang-kurangi

seperti matematika yang menyebalkan, 

apakah kita juga harus seperti itu?


IX. Kode Morse

Entah apa yang kau bicarakan itu,

tampaknya bahasa suku Aborigin atau pedalaman Amazon.


Entah apa yang kau tuliskan itu,

mungkin huruf-huruf aksara jawa yang dimodifikasi sedemikian rupa.


Sedang aku sungguh bodohnya dalam ilmu linguistik apalagi kriptografi

semacam kode morse saja aku tidak paham, apalagi sandi rumput dan kode-kodemu itu!


X. Suatu Malam

Jadi, suatu malam, pencuri mendatangi rumahku

menghampiri kamarku, membangunkanku

mengambil hatiku, pikiranku, sepenuhnya,

paginya, aku tidak pernah sama lagi.

pencuri itu hebat sekali!


BAGIAN 1 SELESAI.


Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

[[let's talk about love, once again]]