Burung, Meteor, dan Benda Lain yang Terbang di Atas Kepalaku: A Special Release.

Prolog.
Sudah lama rasanya tidak menjadikan media kata-kata untuk mengungkapkan isi kepala dengan sejujurnya. Malam ini, aku ingin sekali mengulang itu semua, seperti dulu ketika menulis bukan hanya masalah menyampaikan keresahan, namun juga untuk menghilangkan beban-beban pikiran. Sesederhana menceritakan tentang burung, meteor, dan benda lainnya yang melintas, terbang di atas kepala.

Berisik
Mungkin kamu juga pernah merasakan ini:
Ketika kepalamu sungguh berisik, riuh, ricuh, kacau
Terlalu gaduh di sana, sampai membuat dirimu terdiam di tengah keramaian, atau tulis di tiap-tiap obrolan
Atau memaksa dirimu buta pada dunia luar, hitam saja, seolah tidak ada apa-apa di luar itu.

Semuanya bukan karena kamu menginginkannya.
Sebatas, dan dibatasi oleh berisiknya isi kepalamu sendiri saja, seperti sudah sumpek sekali di sana, dan dirimu terjebak di dalamnya, bersama dirimu sendiri, dan pikiranmu sendiri, terus-menerus.

Setidaknya begitulah aku, dan mengapa cukup bagiku berada di kamarku sendirian, hening, karena sejatinya di dalam diriku sudah sungguh-sungguh berisik dan dipenuhi keramaian. 

Dan satu lagi tambahan keramaian, berbisik-bisik, atau desahan manusia, aku yakin sungguh tidak akan tahan lagi!

Hilang
Aku seringkali hilang,
Pergi begitu saja dari kerumunan,
Mencari tempat sepi, bersembunyi, hilang

Tubuhku ada di sana, di sampingmu,
Tapi pikiranku, sudah terbang kemana-mana,
Dan maafkan aku, itu bukan inginku,
Sudah kucoba tahan, tapi dia tetap terbang

Pikiranku itu, hilang.

Fokus
Aku sangat sulit untuk fokus,
Berdiam mengerjakan satu hal dalam waktu lama?
Oh, aku tidak bisa, tidak mampu

Tanganku, selalu bergerak kemana-mana,
Menggenggam dan memutar-mutar apa yang bisa digenggam dan diputar-putar

Kakiku, menendang bawah kursi, meja, apapun
Bergoyang-goyang, ke sana, sebaliknya, membunyikan ketukan-ketukan tanpa irama dan tempo

Jangan tanyakan kepalaku,
Dia sudah berlari-larian, buyar sejak awal,
Selalu tidak ada pada tempatnya, melayang-layang

Burung, Meteor, dan Benda Lain yang Terbang Di Atas Kepalaku
Setiap hari, ada ribuan burung bermigrasi di atas kepalaku, dari utara ke selatan, dan sebaliknya

Lalu jutaan meteor menjatuhi kepalaku bertubi-tubi, sebagian kecil, sebagian besar, berduyun-duyun

Dan benda lain yang terbang di atas kepalaku, banyak sekali, memenuhi kepalaku, sampai-sampai tak tahan lagi aku menahan itu semua.

Ah!

On/Off
Kalau saja, hati punya tombol on/off
Aku ingin menekan on untuk hasrat pada yang aku butuhkan, dan menekan off untuk hasrat pada yang aku inginkan. Tapi fitur itu tidak tersedia. Ada, namun difasilitasi oleh nafsu yang berbahaya dan bertindak semaunya, sayang sekali.

Bicara
Aku sangat benci bicara,
Karena setiap bicara, bicaraku berantakan
Semua yang direncanakan, tidak jadi disampaikan
Yang tidak masuk rencana, malah keluar tidak karuan
Kata-kataki sulit dipahami, bicaraku kacau, itulah mengapa aku sangat tidak suka bicara
Rasanya, setiap bicara, aku harus menyiapkan scriptnya, sedetail-detailnya, tanpa itu bisa sangat berbahaya

Aku sangat benci bicara,
Semata-mata karena isi pikiranku yang sungguh berbahaya dan tajam setajam-tajamnya
Yang jika tidak bisa aku tahan, lalu keluar lewat mulutku, bisa-bisa merusak hati lawan bicara, membuat aku dibenci dengan begitu saja
Lalu belum lagi jika salah bicara, kan tidak bisa ditarik ulang,

Ah, tapi aku tidak bisa berhenti jika sudah bicara
Itulah terutama mengapa aku benci bicara!
Aku ingin menulis saja, hanya ingin menulis, yang jika salah bisa dihapus, di-undo, di-delete, dan bisa diperhitungkan dengan lebih matang-matang

Ah, aku benci bicara
Setiap aku bicara, hanya merusak orang lain saja
Setiap aku bicara, banyak bohong terbuang begitu saja
Setiap aku bicara, lebih banyak mudharatnya daripada kebaikannya atau manfaatnya

Ah, lebih baik diam
(Lalu aku bicara sejadi-jadinya tentang diam itu, tidak jadi diam hingga satu jam berikutnya)

Mendengarkan
Aku sangat buruk dalam mendengarkan,
Selalu memotong pembicaraan,
Memberi saran berlebihan,
Atau memang tidak menyimak sama sekali,
Buruk, dalam mendengarkan, aku sangat bodoh.

Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

[[let's talk about love, once again]]