Posts

Showing posts from 2018

Tentang Menjadi Dewasa

Hari ini aku banyak bertemu dengan orang-orang dewasa Mereka tampak senang dengan kedewasaannya Bangga dengan anak-anaknya, pasangannya, harta bendanya Untuk beberapa masa kemudian, aku berpikir bahwa menyenangkan menjadi dewasa Namun, suara tangis bayi yang duduk di kursi belakang mengisak hatiku Dia menangis karena harus pergi meninggalkan ayahnya yang bekerja di Bandung Aku tidak tahan dan iba padanya Tetapi, peluh keringat kakek yang menenangkan cucunya membentur harapanku Dan raut muka nenek yang mengharap cucunya diam membongkar mimpi-mimpiku Aku tidak mampu! Menjadi ayah anak itu, menjadi anak kakek itu, menjadi dewasa! Menjadi dewasa itu tidak menyenangkan! Aku benci tumbuh besar! Aku benci pergi jauh dari ayah ibu! Aku benci jatuh cinta dan harus berkeluarga! Keluargaku sudah sempurna, tidak perlu kehadiran yang lain!

Wara-Wiri Kisah Si Ponco Terbaik Bangsa

Ini cerita tentangnya sebuah artikel paling fenomenal sepanjang masa terkapar lebar di setiap sudut pemiliknya menguasai daftar utama spek terbaik bangsa Ini kisah tentang harapan dunia dimulai dari yang paling di nomor dua dia mengajarkan pada kita bahwa yang utama terpatri pada yang sederhana Inilah pengajaran sebenarnya disiplin sebelum mengemban tugas teratur dalam memikul beban menaati setiap aturan karena yang utama selalu disusun dari ratusan dua Ini adalah sebuah hikmah bagi kalian calon pengemban amanah jangan tinggalkan setiapnya terlebih dengan kesengajaan atau terlena dalam kesibukan Kisah ini, cerita ini, dan pesan ini mohon diperhatikan harap dipedulikan karena setiapnya pasti ada hikmahnya Terima Kasih.

Kita Sudah Berjalan Sejauh Dua Tahun Cahaya dan Masih Belum Berjumpa Lagi (dalam antologi "Masihkah Cokelat dan Es Krim Berlaku?")

Wah, hujan deras hari ini apakah di daerahmu pun hujan? Bagaimana kabar perjalanan di sana? wah, di sini saya mulai baik Apa kabar hari ini, apakah pernah sakit atau sedih? saya sesekali begitu, tanpa kehadiran anda semuanya tidak sama Wah, sudah lama tidak bertatap mata ya bertegur sapa, via media juga tidak lagi Wah, kapan ya kita bisa berjumpa maaf sepertinya masih memakan waktu lama Wah, saya sudah melewati lubang hitam saya lihat anda di sana, sepertinya dengan yang lain Wah, semoga bahagia bersama dia ya wah, rupanya itu saya di mimpi hari ke 30 wah, di sebelahnya saya di mimpi hari ke 36 dst.

Kesamaan Siang, Malam, dan Dua Belas Batang Cokelat yang Gagal Tersampaikan

Jumlah siang dan malam selalu berbeda jumlah dua belas batang cokelat pun berbeda setiap batangnya Sekali ada kesamaan siang dan malam sekali tiba waktunya sekali ada kesempatan memberi dua belas batang cokelat sekali waktu tibanya Kesamaan siang dan malam di jumlah belum saya rasakan kesamaan angan, mimpi, harapan untuk menyampaikan dua belas batang cokelat pun sedemikian sehingga tidak terealisasikan Siang ini saya senang karena akan datang malam dua belas batang cokelat juga senang akan diberikan jika dan hanya jika siang, malam, dan dua belas batang cokelat memiliki kesan yang sama saya akan berikan ketiganya semua pada anda which is imposible to happen. begitulah kami siang dan malam menyampaikan salam sebagaimana dua belas batang cokelat pun menyampaikannya

hai kamu, mari kita tetap berteman (salah satu karya untuk semua "kamu" yang hanya padamu satu tafsirnya)

keberjalanan ini perjalanan kita berdua berpisah sambil terus bersama patut kita selebrasikan dalam keabadian walau aku tahu kita hanya sekedar teman biarkan saja tapi satu yang aku yakin perayaan itu akan datang kamu tetap menjadi teman di sisa-sisa harapan kita menjalani hidup bersama hingga datang keabadian yang merayakan perpisahan mari, aku bawa kamu ke jenjang pertemanan dalam menjalani kehidupan mungkin selanjutnya kita punya momongan ah sudahlah, hari ini aku ingin berhari raya merayakan angan tentang kamu dan menyelebrasikan kamu yang tak paham rasa ini padamu

Untuk Kamu Yang Menungguku Di Masa Depan (Katanya, padahal bohong dan saya menunggu yang lain) (dalam antologi puisi "Aku dan Kamu")

Hai kamu, yang berdiri di sana, terkapar sebenarnya terengah-engah, saban hari masih segar tertatih-tatih, saban hari masih sumringah Bangkit, angkat raga busungkan nyali bangun, kita masih punya asa terbaik, ya, kita menggenggamnya terhebat, ya, kita mencengkram eratnya tapi itulah kita, terlalu formil begitulah kami, terlalu benderais pura-pura ambis, selalu apatis ya begitulah kira-kira kita hanya tiang, tempat "nangkring" kebesarannya bukan angin, ya jelas bukan karena peran itu milik yang lain bukan angin, yang mengembangkan sayap kemegahannya oh aku lupa, itu bukan lagi punya kita yasudah, Aku akan kembali ke sana mengubur lagi mimpi tentang kita karena jiwa seumuran kita, lebih suka cinta-cinta dan suka-suka mengabdi? berarti? pengabdian? pencerdasan? cuih! omong kosong, kencing kalian saja masih belum lurus acap kali masih tengok kanan kiri, untuk sekedar pilih lagu di lebih dari TV

Short Poems

toh sama-sama (dalam antologi puisi "aku dan kamu") aku, kamu, kalian semuanya kan sama saja tercipta dari sampah hidup sambil menyampah mati jadi sampah sudahlah, tidak perlu saling sampah menyampahi apalagi sumpah menyumpahi sudahlah, sesama sampah jangan saling bertumpah darah

B E G A L (dalam beri aku 10 pemuda akan ku begal mereka semua)

Biarkan saja aku mendambakanmu Entah dan persetan apa rasamu padaku Gelas-gelas pecah sebelum kita bersama Atas kepecahan itulah Dia menuntut balas Lebih tepatnya tentang setiap pecah merah itulah

"tips tidur nyenyak"

lupakan siapa Tuhanmu musnahkan firman dari pesan hoaxmu deportasikan iman dari hati busukmu ekstradisikan adab dari laku kotormu sisipkan sumpah dalam setiap tutur "an*ing,g*blog,bang*at,to*ol" mu maka, satu skrip kehidupan terkelam telah siap menghantui tidur malammu itupun kalau kamu masih sanggup tertidur Nb: sudah teruji di itb dan tpb

konsep kaderisasi

[rjsvrs] (di kolong langit menjelang tengah malam, setelah kelar gelar makelar) kemarilah, akan kuajarkan padamu satu hal apa itu? sebuah keniscayaan semacam apa? kontrak yang tertulis bagaimana bentuknya? sebuah surat berikanlah padaku tak akan sebelum satu hal katakan padaku apakah itu berakhirnya ketiadaanmu tidak mungkin bisa, Guru kalau begitu Aku pun sama berikanlah, Guru tidak bisa, mana bisa, sudahlah akhiri saja aku ini ada, selalu ada dimana saja depan, tengah, belakang ya, kalau hanya sebatas raga tapi jiwamu, sebatas asa tanpa suara (akhirnya, mereka melanjutkan fana mereka sambil pura-pura lupa kalau pernah berdosa dalam dusta bersama)

Saya Sedang Tidak Ingin Menulis

Saya sedang tidak ingin menulis meraba-meraba dalam gerimis Saya sedang tidak ingin menulis meratapi malam mengisak tangis Saya sedang tidak ingin menulis dalam mimpi para surealis Saya sedang tidak ingin menulis apa yang tidak mungkin tertulis oleh para pemuja apatis dan mereka yang pura-pura sosialis Lah, kalian pikir aku ini apa? abjad dalam gelagat? kalimat dalam semburat?

konsep dasar kemahasiswaan

jadi lucu, ketika lo besar karena institusi tempat lo berdiri dan bukan karena pengabdian dan karya apa yang bisa lo lakukan untuk mereka yang infak buat biaya lo hidup di institusi itu jadi aneh, ketika lo merasa besar karena bisa duduk diam di institusi hebat dan bukan karena lo bisa mendorong kuat kemajuan teman2 lo yang sedang hidup kecil-kecilan jadi malu, ketika gua yang nulis ini merasa kelewat bangga hanya karena duduk diam dan melongo di institusi yang ceritanya hebat jadi miris, ketika gua, lo, kita, hanya diam apatis, berpura-pura ambis, dan istiqomah egois ketika mereka yang diujung blok masih butuh simpati karena melulu diterkam sikap-sikap anarki yang gagal berbudi jadi gitu, lho Salam hangat dari Bandung Lautan FO #oldies

dokter, insinyur, akuntan

dokter, insinyur, akuntan akuntan, insinyur, dokter dan kita sama saja di sini dua hati yang tak kenal rasa jatuh hati dan negeri ini masih seperti ini dalam kelam yang melulu begini semua punya ilusi sama saja gagal berarti dokter, insinyur, bupati akuntan, pilot, pegawai negeri toh sama saja mereka nihil dalam mimpi yang kasihan tetaplah kami negeri kecil yang salah arti Lintang, 20/7/17 masih optimis dan selalu apatis #oldies

menyerah

ada janji yang tidak bisa dipenuhi bertemu, bertegur sapa, saling jujur memutus tali pembatas melewatinya oh, oh, oh, siapa yang begitu kejam mencelakakan kekasihnya sendiri menenggelamkan pujaan hatinya sendiri sebab lebih baik hutang janji dibilang tidak bertaji pecundang, besar kata, terserah janji adalah hutang biarkan waktu yang melunasinya pasti suatu ketika, nanti janji adalah hutang dan kita sepakat, membiarkan Tuhan yang melunasinya mungkin saja: aku, kamu, kita,  akan terus berhutang untuk satu pertemuan buat secangkir kopi hangat dalam jiwa-jiwa yang tersakiti berdirilah kita di sini, di sana, di ujung-ujung yang tidak dipersatukan Lintang, 20/7/17 masih untuk janji yang sama yang sama-sama tanpa terima kasih #oldies

surat balasan untuk penggemar kerinduan

makhluk seperti saya ini tidak pantas dirindukan karena rindu anda tak berarti jika hanya kehampaan yang mampu saya beri sebagai balasan... saya ingin penantian, kerinduan, dan omong kosong itu terbalas dengan kehadiran saya nanti dalam kebanggaan yang pantas untuk anda dapatkan... mohon bersabar dan tetap bertahan, biarkan saya mencapai anda sebagai tujuan yang harus saya perjuangkan... saya tak pantas dirindukan, tapi saya yakinkan anda bahwa kerinduan itu pantas untuk saya perjuangkan sampai anda puas dan penantian itu berakhir kebahagiaan... pertanyaannya, apa makhluk seperti kita kuat untuk merindu tanpa kepastian dan perjanjian seperti itu? pasti, karena kita akan saling menguatkan nantinya... saya tidak berjanji, tapi perlahan saya yakin akan memberi tand-tanda dan bukti yang pasti... saya akan berjuang untuk anda yang merindukan... from : saya (yang rmemperjuangkan rindu anda) to : anda (yang entahlah apakah masih menyimpan rindu itu, atau apakah pernah rindu pada sa

Waktu Dunia Masih Milik Kita Berdua

Waktu Dunia Hanya Milik Kita Berdua Sayang, selamat malam bolehkah aku menyapamu malam ini seperti itu? seperti kala aku masih bersamamu di awal masa-masa kita bersama bersama belaian kasih sayang lembut yang selalu aku berikan Assalamualaikum sudikah engkau untuk aku doakan? tidak hanya di sepertiga malam, sayang aku rela mendoakanmu di sepanjang malam khusus buat kamu yang tersayang Selamat malam, cinta bolehkah aku mengecup keningmu malam ini untuk terakhir kali ini saja, sebelum kamu pergi menjauhiku bolehkah aku memeluk hangat tubuhmu seperti dahulu saat kita selalu tidur bersama satu ranjang dalam gelapnya malam Ingatkah kala itu, sayang ketika kau mengajakku begadang semalaman memanggilku untuk melihat terangnya bintang dalam tangismu, dalam rengekmu, dan dalam suara kesayanganku itu Sayang, apa kau ingat padaku? apa kau masih sayang padaku? seperti apa wujudmu sekarang? aku rindu, aku kangen, aku ingin kamu pulang Tapi, aku tahu itu tak mungkin mer

SURAT PERNYATAAN SIKAP

SURAT PERNYATAAN SIKAP. Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat malam, maaf mengganggu malam-malam begini. Ada yang ingin dibicarakan dan hal ini sangat penting. Bahkan, menjadi mendesak ketika anda yang saya temui. Saya ingin bicara, sekali ini saja. Pertama, saya ingin memohon maaf kepada anda. Mohon maaf atas segala kelalaian saya karena telah melewati batas-batas yang ditentukan. Ya, sebagai manusia yang baik saya telah gagal menghormati hak anda. Saya telah gagal menjaga ketinggian dan keagungan harga diri anda. Mungkin ini terasa sepele, hanya bercakap kata panjang lebar, ya wajarlah sebagai teman. Mungkin ini terasa biasa, hanya bersanding muka bersama dalam lembaran memori yang tersimpan rapi bersama ratusan ribu kenangan yang telah ada sebelumnya. Tapi, ternyata saya baru paham bahwa Tuhan telah menjaga anda dengan sebaik-baik kuasa-Nya untuk menjaga insan-insan ciptaan-Nya. Bahwa segala hubungan yang tidak ada hajatnya jelas sekali akar hukumnya. Mungkin ini terasa berlebih