Untuk Kamu Yang Menungguku Di Masa Depan (Katanya, padahal bohong dan saya menunggu yang lain) (dalam antologi puisi "Aku dan Kamu")


Hai kamu,
yang berdiri di sana, terkapar sebenarnya
terengah-engah, saban hari masih segar
tertatih-tatih, saban hari masih sumringah

Bangkit, angkat raga busungkan nyali
bangun, kita masih punya asa
terbaik, ya, kita menggenggamnya
terhebat, ya, kita mencengkram eratnya

tapi itulah kita, terlalu formil
begitulah kami, terlalu benderais
pura-pura ambis, selalu apatis
ya begitulah kira-kira
kita hanya tiang, tempat "nangkring" kebesarannya

bukan angin, ya jelas bukan
karena peran itu milik yang lain
bukan angin, yang mengembangkan sayap kemegahannya

oh aku lupa, itu bukan lagi punya kita
yasudah, Aku akan kembali ke sana
mengubur lagi mimpi tentang kita
karena jiwa seumuran kita, lebih suka cinta-cinta dan suka-suka

mengabdi?
berarti?
pengabdian?
pencerdasan?

cuih!
omong kosong,
kencing kalian saja masih belum lurus
acap kali masih tengok kanan kiri,
untuk sekedar pilih lagu di lebih dari TV

Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

too fall, too love.