Polarisasi yang Bias

Cerita, dongeng, legenda, dan lainnya selalu bercerita bahwa kejahatan akan dikalahkan oleh kebaikan. Misalnya saja bajak laut akan dikalahkan oleh tentara kerajaan. Atau, pencuri diringkus oleh polisi setiap waktu. Lainnya, pecinta yang buruk dihabisi oleh pecinta yang baik hati. 

Padahal, tidak selamanya seperti itu. Peluang bahwa kejahatan dikalahkan oleh kejahatan yang lebih besar juga harus ada, paling tidak seimbang. Misalnya, Belanda yang menjajah Indonesia, dihabisi oleh Jepang, yang nyatanya menjajah Indonesia dengan lebih buruk lagi. Atau, komunisme dibantai oleh tentara, yang membantai rakyat tanpa melalui penghakiman yang adil, yang korbannya lebih banyak lagi, jelaslah kejahatan ternyata kalah oleh kejahatan yang lebih buruk lagi.

Begitulah, jangan terlalu mengotak-atik isi kepala kita sehingga segalanya menjadi berkutub dua, jikalau tidak buruk maka baik, dan sebaliknya. Padahal, mungkin saja jikalau tidak buruk, bukan baik, namun lebih buruk lagi. 

Waspadalah dengan yang demikian, sikap-sikap manipulatif ini mungkin ada di mereka yang berperan sebagai "lawan dari keburukan", yang bisa jadi bukan baik, tapi jauh lebih buruk lagi. 

Dan demikian pula sebaliknya, yang tidak baik kelihatannya, bukanlah selalu buruk, bisa jadi lebih baik lagi, namun kita tidak paham saja.

Maka, biasa-biasa sajalah terhadap segala sesuatu di dunia ini, cintai kebaikan dengan secukupnya, musuhi keburukan dengan secukupnya. Lalu, tidak perlulah segalanya kita masukkan dalam kotak-kotak baik atau buruk di kepala kita, bukan juga urusan kita melakukannya, kan?! 

Waspadalah, waspadalah, dengan tipu daya baik, buruk, jahat, tidak jahat, ah, membingungkan sekali dunia ini!

Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

[[let's talk about love, once again]]