Berdamai dan Berikhlas Diri seperti Pohon

Coba saja, jika hati bisa mudah untuk berdamai
Setiap takdir yang hadir, baik atau buruk, 
Hati ini bisa berdamai, jika baik maka bersyukur, jika buruk maka bersabar.

Indah, aku yakin akan indah rasa dan aroma hidup ini.

Seandainya, bila hati bisa ramah dengan kata ikhlas
Setiap keburukan yang tertuju, atau budi tiada berbalas,
Hati ini selalu ikhlas menerimanya, menyerahkan pada Allah segala urusan yang tidak dia ketahui alasannya

Nyaman, aku yakin akan nyaman diri ini dalam bernafas.

Ya, bila saja hati ini seperti pohon yang mengikhlaskan daun-daun jatuhnya, yang meranggas di kala kemarau, tidak mengutuk angin karena membuat dirinya botak tidak rata. Karena tahu dengan meranggas itu dia justru bertahan hidup di tengah kemarau panjang.

Atau bila saja hati ini seperti pohon, lagi-lagi dia, yang tiada benci dan marah ketika buah hasil jerih payahnya menumbuhkan, diambil dan dimakan begitu saja sedang dia tidak diupah apa-apa. Karena paham betul sejatinya dengan diambil buahnya maka dirinya akan semakin banyak ditanam manusia, lestari dan bertahan hidup.

Andaikan saja, hati bisa berdamai dan berikhlas diri seperti pohon-pohon. Tentu manusia tidak akan mudah stress, bingung, dengki, marah, dan lelah dengan tingkah menyalahkan segalanya: dirinya, teman-temannya, keluarganya, atau kaos kakinya yang terbalik antara kiri dan kanan.

Alangkah hinanya manusia yang menyombongkan diri pada pohon, sedang tidak mampu membuat hatinya lebih ikhlas dan damai dari pohon itu sendiri. 

Astaghfirullahaladziim



Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

too fall, too love.