Puteri Malu dan Satria Baja Hitam.

Puisi Untuk Perempuanku Yang Malu-Malu

Hai, perempuanku
Dimana pun kamu saat ini,
Siapa pun kamu yang sebenarnya,
Kapan pun kamu tiba kepadaku,

Aku ingin berpesan kepadamu:
Tingkatkan lah sebisa-bisanya rasa malumu,
Tutuplah wajahmu dari mereka yang bukan mahrammu,
Jadikan malu-malu sebagai pelindung dirimu,
Panjangkanlah tudungmu sampai menutupi dadamu,
Malu lah pada kehormatan yang harus kau jaga,
Longgarkan lah pakaianmu supaya tidak berlekuk dia dibuatnya mengikuti tubuhmu,
Malu lah pada Tuhan Yang Mahakuasa, yang memuliakan derajatmu, Perempuanku
Jauhkan dirimu dari bertemu, bercengkrama, apa pun itu dengan sejenisku yang bukan mahrammu, lindungi dirimu, aku mohon sekali!

Sehingga:
Semoga kau dijauhkan dari yang mengurangi hormatmu,
Semoga kau dilindungi dari yang merusak keindahanmu,
Semoga kau dibentengi Tuhan dari laki-laki yang menyesatkan, yang nafsunya dia umbarkan dalam kata-kata manis, ajakan-ajakan bertemu tanpa maksud yang jelas, dan yang mengikatmu dalam ikatan tanpa tanggung jawab, tidak jelas!

Sehingga, ketika tiba waktunya aku menjemputmu,
Masih suci bersih dirimu, indah merona pipimu, 
Segar, penuh gairah, dalam perlindungan Tuhan Yang Mahaindah, Yang Mencintai Keindahan,

Begitu lah, jika pun telah sempat kau terbenam dalam kenistaan hubungan dengan laki-laki lain
Atau kau dijebak oleh mereka, terbuai dalam video call malam-malam atau permainan-permainan pengisi waktu luang yang penuh rayuan, dan lain-lainnya
Aku berharap, kau kembali mengingat akan malumu, sadar akan kehormatanmu, yang sangat mulia itu
Dan secepatnya kamu mampu kembali pada jalan Tuhan Yang Maha Penerima Taubat, bertaubatlah secepatnya, tolong segerakan itu, perempuanku!

Aku berdoa, sedalam-dalamnya aku berdoa, untuk dirimu duhai perempuanku: Semoga Tuhan kuatkan hatimu untuk selalu istiqomah di jalan-Nya, Aamiin.

Aku berdoa: semoga saat waktunya tiba kita bertemu, aku dengan mu, kita bertemu dalam naungan ridho Allah SWT yang kasih sayangnya mampu membuat seluruh kasih sayang antar makhluk-Nya kekal abadi, melalui jalan-jalan yang dicintai-Nya

Selamat malu-malu, Perempuanku Yang Malu-Malu!

Wallahua'lam bis shawwab

Puisi Untuk Lelaki yang Berkeinginan Melindungiku

Sudah sampai puisimu ini padaku, 
Telah selesai kubaca dan kupahami maksudnya,
Ku terima, ku tanamkan, dan sebisa mungkin ku jalankan,
Mohonku padamu, untuk mendoakan diriku dikuatkan hati oleh-Nya, agar selalu istiqomah
Karena tiada lah hatiku ini teguh, melainkan atas izin dari Sang Pemilik Hati

Dengan penuh kerendahan hati, lagi harap-harap dalam hati
Sudikah engkau menerima pesan-pesan dariku, lelakiku?
Perkenankan, mohon perkenankan aku untuk menyampaikannya,
Isi hati ini, yang berusaha meyakinkan diri untuk menjadi pendampingmu
Dengarkan dengan hatimu, bacalah dengan nuranimu, lelakiku

Tiada lah yang kuinginkan darimu, melainkan sebaik-baik pelindung
Yang mejadi wasilah dari perlindungan Tuhan, kuharap itu dirimu
Yang dengannya tenang dan aman perasaanku, kuharap ada padamu
Yang bersamanya hatiku sakinah, kuharap hadir karena kehadiranmu
Yang kepadanya aku yakin akan manisnya masa depan, 
Kuharap kau yang mampu meyakinkanku, itu semua, akan hadir hanya darimu

Maka dari itu, ku berpesan duhai lelakiku,
Lindungilah dirimu dari nafsu yang menggebu, dari rasa yang menggelora
Kekanglah, jangan kau lepaskan pada sembarangan perempuan
Tahanlah semua nafsu itu, perasaan, cinta, kasih sayang, hanya untuk diriku
Sampai waktu kita bertemu, hingga saat kita berakad, hingga itu janganlah kau lepaskan semuanya itu

Janjilah bahwa: dirimu, cintamu, kekuatanmu, semuanya; 
Kau simpan hanya untukku seorang, buatku saja, supaya kau mampu melindungiku seutuhnya
Jangan, janganlah kau berikan kecuali untukku nanti;
Karena tiadalah yang hadir kecuali sia-sia dan celaka yang akan menghadirimu, 
Jika kau gagal untuk bersabar dari semua keinginan fana itu

Tolong, tolonglah, lindungi dirimu dari penyampaian dan ekspresi-ekspresi yang tidak pada tempatnya, tidak pada waktunya, dan tidak pada diriku!

Tolong, tolonglah, setialah padaku, yang telah berusaha malu-malu, lelakiku!
Supaya Tuhan meridhoi pertemuan kita: yang baik bertemu yang baik

Semoga kelak, saat aku telah malu-malu, dan kau telah kuat untuk melindungi,
Dipertemukan kita oleh-Nya, dalam rantai-rantai kebahagiaan yang tidak ada putusnya hingga maut memisahkan, 

Aamiin


Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

[[let's talk about love, once again]]