Meriang: Merindukan Kasih Sayang

 I. Merindukan Kasih Sayang

Temanku, di antara seluruh jenis manusia di muka bumi, remaja tanggung seperti kita adalah yang paling mudah meriang. Panas, dingin, berkeringat, demam, tidak jelas gejalanya, namun dirasakan setiap hari. Terkadang sudah menjaga pola tidur, makanan, rutin berolahraga, masih saja kerap tiba-tiba meriang menyerang. Rupa-rupanya, setelah kita coba perhatikan kembali, meriang ini bukanlah suatu penyakit raga, melainkan penyakit dalam hati: meriang, alias merindukan kacih chayanq

Seringkali diri kita dihinggapi perasaan untuk mendapatkan kasih sayang, mulai dari orang tua, teman kerja, teman kuliah, tetangga, keluarga besar. Bahkan, hati ini inginnya dikasihi seluruh makhluk hidup termasuk kucing jalanan atau bunga kertas di pinggir tol. Perasaan ini selanjutnya mayoritas berakhir menjadi bumerang bagi hati dan diri kita. Harapan yang tinggi untuk dikasihi dan disayangi seringnya berakhir tragis. Mereka yang diharapkan mengasihi, ternyata sama sekali tidak peduli, malah justru minta dikasihi oleh kita yang belum punya apa-apa ini. Selain itu, mereka yang harusnya berkewajiban menyayangi, berakhir pada menyakiti hati dan perasaan dalam diri. Tentu jika itu semua terjadi, na'udzubillahimindzaalik, kita akan kecewa berat dan menangis sejadi-jadinya, menyalahkan semuanya!

Selanjutnya, perasaan ingin mendapatkan kasih sayang dari seluruh penghuni bumi mendorong diri kita untuk berbuat yang sebaik-baiknya pada mereka. Tentu, seperti yang kita pahami berasama, kebaikan tentu dibalas kebaikan dan keburukan pun akan dibalas keburukan. Premis ini lah yang umumnya mendorong manusia berbuat kebaikan pada sesama. Sayangnya, sayang sekali, tidak semua manusia paham yang demikian itu. Tidak terhitung betapa banyaknya situasi dimana sistem yang berlaku di dunia ini adalah sistem air susu dibalas air tuba. Sudah lelah betul kita mengimpresi teman, keluarga, sahabat karib, supaya mereka membalas pada kebaikan, tidak terhitung tulusnya niat kita untuk itu, eh ternyata mereka malah memperlakukan sebaliknya pada kita. Jeng, jeng, jeng, kalau sudah begitu, tiadalah yang akan mampir kecuali dua: kecewa dan sakit hati. 

Meriang, oh, meriang, perasaan rindumu seringnya melukai saja, kawan!

Tentu, tidak mungkin di dunia ini ada yang membenci atau tidak membutuhkan kasih sayang, semuanya pasti memerlukannya. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang mutlak memerlukan orang lain dalam hidupnya cukuplah menjelaskan urgensi kasih sayang bagi setiap mereka. Kasih sayang, merupakan motif dan dorongan batin untuk memberikan kebaikan pada yang lainnya. Tanpa kehadiran kasih sayang, atau, jika seorang manusia tidak menjadi objek dari kasih sayang yang lainnya, tentu dia akan sangat sulit hidupnya. Namun, masalahnya kan seperti di atas sudah disebutkan, tidak semua upaya mendapatkan kasih sayang dari sesama berakhir sukses. 

Kalo gak kaya yang di atas itu, gimana dong cara mendapatkan kasih sayang yang bener?!

Alhamdulillah-nya, Rasulullah Saw. telah memberikan tuntutan untuk mengatasi penyakit meriang yang pasti sukses dan berhasil, temanku. Beliau menyampaikan bahwa dengan cara ini, bukan hanya pasti mendapatkan kasih sayang saja, namun kasih sayang ini dijamin akan membawa kebaikan bagi diri kita, dan jumlahnya luar biasa besarnya. Kata beliau, kalau kita bisa nih mengaplikasikan teknik ini, bukan hanya ibu, ayah, calon mertua, atau atasan aja yang sayang sama kita. Tapi, semua makhluk hidup, benda mati, semuanya, bakal menyayangi kita dengan setulus-tulusnya. Gebetan? Oh, itu sih sudah tentu termasuk, kalau cara ini beneran bisa kita laksanakan dengan benar, meskipun saat ini dia menjadi milik orang lain, beuh, hitungan detik hatinya bisa pindah jadi menclok di jendela hati kita, guys!

Seriusan? 

Atuh seriusan!

Ih, kumaha atuh carana, geura kasih tau, let me know, let me know!!!

Aih, maneh teh teu bisa sabar, ya, wait ya wait.

Jadi, ini dia cara dari Rasulullah Saw. untuk mendapatkan kasih sayang dari seluruh isi bumi, bahkan langit juga!

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Abu Uwwanah, telah menceritakan kepada kami Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:

Sesungguhnya Allah SWT apabila mencintai seorang hamba-(Nya), maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan berfirman kepadanya, "Hai Jibril, sesungguhnya Aku menyukai si Fulan, maka cintailah dia.”Jibril mencintainya, kemudian ia berseru ke segenap penduduk langit, bahwa sesungguhnya Allah menyukai si Fulan, makasukailah dia oleh kalian. Maka seluruh penduduk langit mencintainya, kemudian diletakkanlah baginya cinta dan kasih sayang di bumi dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba-(Nya), maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan berfirman kepadanya, "Hai Jibril, sesungguhnya Aku membenci si Fulan, maka bencilah dia olehmu.” Maka Malaikat Jibril membencinya, kemudian ia berseru ke segenap penduduk langit, bahwa sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah dia oleh kalian. Maka seluruh penduduk langit membencinya, kemudian diletakkanlah baginya kebencian di bumi.

Nah, begitulah caranya, temanku. Cara terbaik, dan juga merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan kasih sayang dari seluruh isi langit dan bumi (semuanya), adalah dengan mengejar-ngejar kasih sayang dari Sang Pencipta langit dan bumi, yaitu Allah Swt. Secara logika, cara ini tentu sangatlah masuk akal. Ketika kita ingin mendapatkan sesuatu dari suatu ciptaan, maka cara paling efektif untuk mendapatkannya adalah dengan menghubungi penciptanya, sederhana saja. 

Jadi, dengan pendekatan ini, cukuplah bagi kita untuk mengharapkan kasih sayang dari Allah Swt, dan kelak biarkanlah Dia menurunkan kasih sayang-Nya kepada kita lewat makhluk ciptaan-Nya. Cukuplah kita mencari pengharapan kepada Allah Swt, Yang Mahatahu akan kebutuhan kita dan yang tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya yang berharap padanya. Tidak perlu kita repot-repot berharap siang-malam kepada manusia untuk mendapatkan kasih sayang mereka, biarkan itu hadir atas izin Sang Mahakuasa. Mari kita fokuskan diri untuk berdoa untuk mendapatkan kasih sayang dari Tuhan Yang Mahaesa. Tentu, Dia akan mendengar dan mengabulkan doa kita. Mari kita perhatikan:

“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60)

Dengan demikian, apakah itu berarti cukup dengan berdoa dan berharap kepada Allah Swt. saja kita sudah pasti mendapatkan kasih sayang? Tentu tidak sesederhana itu. Kebaikan dari Allah Swt.




Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

too fall, too love.