Cinta, Cinta, Cinta

Keliru Bahkan Pada Hal-Hal yang Sederhana

Manusia, makhluk yang lemah itu, di sana itu.
Dia amatlah bodoh, sampai-sampai dia bisa keliru bahkan pada hal-hal yang mudah saja.
Misalnya, tentang cinta.

Kau tahu, betapa banyak mereka yang jatuh cinta dengan motif yang keliru, atau setidaknya tertukar.
Mereka tidak mampu membedakan:
Yang mana,
Mencintai Dia karena dia,
Dengan yang mana,
Mencintai dia karena Dia.

Lalu bagaimana membedakan antara dua itu?
Simpel saja teorinya, sulit aplikasinya:

Jika mencintai Dia karena dia, maka manusia-manusia itu akan lebih dekat kepada dia, ingatnya hanya kepada dia, alih-alih kepada Dia. Bahkan bukan tidak mungkin, manusia itu malah menjauh dari Dia, karena ingin dekat dengan dia, malah pergi dari Dia, demi menjemput dia.

Jika memang mencintai dia karena Dia, maka manusia-manusia secara sadar akan berusaha dekat sedekat mungkin kepada Dia, alih-alih memikirkan dia terus-terusan. Bahkan, pun ketika Dia tidak menghendaki dia menjadi milik manusia itu, manusia itu akan ikhlas saja, yang penting bisa tetap dekat dengan Dia.

Entahlah mana yang paling betul, manusia biasanya punya preferensi masing-masing dan berdiri tegak di atasnya, sedang sejatinya itu adalah tiang yang rapuh.

Namun, yang paling berbahaya adalah ketika manusia mencintai dia karena dia, hanya dia saja. Sebab, yang demikian bukanlah cinta, melainkan bisikan hawa nafsu yang biasanya berakhir buruk dan tidak bahagia.

Cinta dan Kepemilikan

Kahlil Gibran dan Tere Liye, mereka bersepakat bahwa cinta bukan tentang kepemilikan. 

Kahlil Gibran menulis dalam karyanya:

Cinta Tak Memberikan Apa-Apa Kecuali Dirinya Sendiri,
Dan Tiada Mengambil Apa Pun Kecuali Dari Dirinya Sendiri.
Cinta Tiada Memiliki,
Pun Tiada Ingin Dimiliki;
Karena Cinta Telah Cukup Bagi Cinta.

Tere Liye menulis dalam karyanya:

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini.
Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki.
Ada banyak sekali jenis suka, kasih dan sayang di dunia ini
Yang jika memang demikian, tidak harus dibawa pulang

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya
Seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati

Selalu begitu, hingga akhir nanti

Aku awalnya berniat untuk menginterpretasikan tulisan mereka, tapi kok rasanya yang di atas sudah cukup jelas. Jadi, biarkan saja tulisan ini hanya seperti ini dan selesai.

Cinta yang Sempit dan Spesial

Dalam menjalani kehidupan, kerap kali kita merasa enggan membahas mengenai cinta. Alasannya, karena kita masih menganggap bahwa cinta adalah sesuatu yang bersifat spesial, tertentu saja, dan terutama bersifat pribadi. Kita mengkorelasikan kata "cinta" dengan hubungan khusus seperti cinta kepada orang tua atau cinta kepada lawan jenis atau pasangan hidup. Kita masih berada di tahap menganggap cinta tidak bisa diumbar begitu saja ke semua orang. Cinta yang seringnya dihubungkan dengan pengisian ruang dalam hati, menuntut dirinya untuk tidak dilepas begitu saja mengingat hati memiliki kapasitas yang terbatas.

Padahal, apakah memang betul demikian?

Mari kita tinjau perihal cinta dan potensi besar yang dimilikinya. Menurut pendapat pribadi penulis, cinta adalah perasaan ingin mengasihi dan menyayangi orang lain, atau makhluk, atau lingkungan secara umum. Dengan perasaan demikian, cinta dapat mendorong pemiliknya melakukan hal-hal yang luar biasa baiknya, yang tanpa perasaan itu tidak mungkin hal-hal tersebut terjadi. Bayangkan, betapa hebatnya cinta orang tua kepada anaknya, atau pahlawan pada negaranya, atau suami kepada istrinya dan sebaliknya. Mudah saja kita menemukan kisah-kisah penuh kesedihan, suka cita, dan inspirasi yang dilandasi kata cinta.

Besar, besar sekali potensi cinta, dan tidak sulit menemukan bukti-bukti nyatanya.

Begitulah, melihat yang demikian itu, aku pikir akan lebih baik jika cinta ini diperluas maknanya. Bayangkan jika semua relasi dalam hidup ini dilandasi kata cinta, kasih sayang, simpati, empati, dan peduli. Ketika cinta tidak lagi terasa spesial dan sempit, melainkan suatu kemakluman dan luas diberikannya, aku yakin dunia akan dipenuhi keindahan. Bunga-bunga mungkin akan mekar dan mewangi setiap hari, atau burung berkicau lebih merdu, dan laut berombak dengan lebih tenang. Hidup juga akan penuh kedamaian jika hati terisi penuh oleh cinta. Tiada kebencian, marah, permusuhan, dalam kamus bahasa cinta, begitu, kan?

Lalu, akan timbul permasalahan selanjutnya. Jika cinta tidak lagi spesial, bagaimana menempatkan semua yang dicintai dalam hati yang sempit ini? Jawabannya, perluaslah hati tempat menyimpan cinta-cinta kita itu semua. Berdoa pada Tuhan Sang Empunya Hati untuk diluaskan hatinya, supaya bisa menempatkan hati pada setiap orang, makhluk, bahkan dunia. Jika semua relasi, hubungan, komunikasi, dan kerja sama memiliki tempat di hati kita, selain akan menjadi damai hati ini, kita dapat lebih totalitas dalam menjalani segala hal dalam hidup.

Ayolah, kita tahu bahwa Tuhan telah menganugerahkan cinta dan hati yang potensial sekali manfaatnya bagi diri dan kerabat. Maka, segera, hayuk lah, kita berhenti mencintai secara spesial dan sempit. Saatnya, sekarang, kita tempatkan hati dalam setiap hubungan kita, dan lakukan segala hal atas nama cinta.

The colors of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people going by
I see friends shaking hands saying, "How do you do?"
They're really saying, "I love you"

(What A Wonderful World by Louis Armstrong)

Comments

Popular posts from this blog

2023: Sebuah Rangkuman

Ode of A Farewell.

[[let's talk about love, once again]]